Pembangunan Keraton Banjar Selangkah Lagi

Posted: January 30, 2011 in Berita

– Tetuha adat setuju di Telok Selong

BANJARMASIN-Impian masyarakat Kalimantan Selatan untuk memiliki bangunan replika keraton Banjar tinggal selangkah lagi. Pasalnya, para tetuha masyarakat adat banjar sudah menyetujui pembangunan replika itu di wilayah Telok Selong kabupaten Banjar.

Dalam rapat ekspos hasil penelitian di kantor Balitbangda provinsi Kalsel itu, dihadiri HG Rusdi Effendi selaku pengurus Yayasan Sultan Adam, Ketua lembaga adat keraton banjar Gusti Kadarusman, para budayawan seperti Samsiar Seman, Suriansyah, Adjim Alim serta dari unsur dinas pariwisata kabupaten Banjar dan Batola.

Para peserta pertemuan sepakat bahwa pembangunan replika yang bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah banjar itu berada di wilayah kabupaten Banjar. Karena dari dua alternatif lokasi yang ditawarkan, yakni di Sungai Andai dan Telok Selong, hanya di wilayah terakhir itulah yang memadai.

“Dari dua lokasi itu yang sangat representatif dan luas ya di Telok Selong itu,” kata Rusdi.

Selain sudah tersedia lahan 2 hektar, lokasi tersebut menghadap ke Sungai Martapura yang menjadi ciri khusus keraton Banjar. Kemudian di dekat lokasi tersebut ada dua bangunan rumah bubungan tinggi serta rumah gajah menyusu.

Sehingga, untuk melengkapi ornamen keraton banjar seperti gajah maliku, palimasan,alai laki, balai bini dan palimbangan tidak terlalu berat.

Bahkan, perwakilan dari pemkab Banjar berjanji bakal menambah luas areal lahan tersebut. Dengan harapan, sedikitnya 6 bangunan pilar yang menjadi bagian dari keraton bisa terbangun secara keseluruhan.

“Mengenai tambahan lahan, nanti kami kordinasikan dengan pak bupati. Tapi saat bertemu beberapa waktu lalu, beliau siap untuk memberikan bantuan secara penuh,” tegas ketua lembaga adat keraton Banjar, Gusti Kadarusman.

Dengan adanya kesimpulan penentuan lokasi tersebut, diharapkan bisa mempercepat realisasinya pembangunan itu. Karena, rencana pembangunan replika keraton banjar sudah direncanakan sekitar 2 tahun silam yang hingga kini belum terealisasi.

“Semoga ini rapat yang terakhir, karena lokasinya sudah ada kesepakatan di Telok Selong. Karena kami juga bosan, rapat-rapat terus tapi tidak ada kejelasannya,” cetus salah satu budayawan, Suriansyah.

Sementara itu, dalam ekspos tersebut dipaparkan entuk keraton banjar dikelilingi pagar kayu dengan gerbang dan menghadap ke sungai, yang menjadi ciri utama kerajaan tersebut.

Antara sungai dan kompleks keraton dibatasi tanah lapang yang cukup luas, yang fungsinya mirip alun-alun. Kemudian terdapat 6 bangunan antara lain, bangunan utama yakni bubungan tinggi (istana sultan).

Kemudian gajah baliku (rumah mangkubumi), palimasan, balai laki (rumah punggawa atau mantri), gajah manyusu (rumah warid raja atau gusti, nanang) balai bini (rumah sekretariat keraton) dan palimbangan yang berfungsi sebagai balai besar.

Bangunan lain yang ada di kawasan keraton tersebut adalah masjid, menara, ruang tunggutamu dan beberapa bangsal dengan fungsi untuk pagelaran wayang, mamanda, wayang gung, serta untuk menyimpan gamelan.***

 

Leave a comment